Saya berasal dari kampung yang jauh dari Jakarta, berawal tahun 1994 pada saat itu bulik yang di Jakarta menawarkan untuk melanjutkan sekolah pada waktu lulus dari SMPN 2 Nawangan Pacitan Jawa Timur, sebagai anak kampung yang minus informasi bingung jadinya karena pada zaman itu masih jauh dari penyebaran informasi seperti saat ini yang ada hanya dari radio, senang banget tapi bingung mau sekolah apa? Suaminya bulik kebetulan bekerja di Hotel menawarkan untuk masuk SMIP ( sekolah menengah pariwisata) yang sekarang menjadi SMK 57 Jakarta. Singkat cerita masuklah saya ke sekolah tersebut dengan segala keluguan dan kejujuran sebagai anak kampung, dengan modal itu maka saya sering menjadi bahan keisengan teman- teman jadi bahan ceng – cengan istilah kerennya dan impactnya saya tumbuh menjadi anak yang minder, walaupun tumbuh menajadi anak yang minder tapi semangat tetap menyala untuk bisa bersaing dan mencoba bangkit walaupun tetap kedodoran karena penyesuain budaya yang berbeda tersebut (seandainya saya sudah belajar mengenai cross culture bisa lain ceritanya). Pada tahun 1997 akhirnya bisa lulus dengan segala apa adanya di selingi cerita menyedihkan dengan tidak mengikuti wisuda sekolah waktu itu sekali lagi mis informasi plus keluguan yang mendekati kebodohan.
Selulus dari sekolah di sambung dengan melanjutkan bekerja di Hotel Lemeredien Jakarta sebagi DW (daily worker) saat itu salarynya Rp 7,000,- sehari berat banget pekerjaannya sebagai pekerja DW dari prepare tempat untuk pesta dan meeting sampai menyajikan makanan pada saat orang – orang the have mengadakan pesta wedding, birthday ataupun meeting company, setelah beberapa bulan saya mendapatkan promosi untuk masuk ke coffe shop La Braseries kalau ndak salah namnya, di sini lebih manusiawi tapi tetap menyangdang status DW selain lebih manusiawi sedikit bertambah gaya karena lebih baik dari sisi gengsinya, tapi jadi teringat banget di sini saya bertemu dengan supervisor yang galaknya ampun – ampun apalagi ke anak baru seperti saya adanya terkena marah terus padahal kalau senior yang salah boro – boro dimarahin di tegor jua tidak dan waktu itu saya dendam banget andaikan saya menjadi owner hotel akan saya balikkan keadaanya tapi just umpatan dalam hati saya yang mampu di lakukan . Pada tahun 1998 terjadilah tragedi penurunan presiden SOEHARTO yang imbasnya tamu hotel sepi, HOTEL waktu itu bagaikan kuburan yang ada hanya pekerja itupun terus di kurangi bahkan pekerja coffe shop di suruh membersihkan selokan yang endingnya PHK .
Sayapun menyandang jabatan baru sebagai pengangguran selama 3 bulan, Ada teman eks SMIP yang menawarkan untuk menjadi cleaning service di BINUS , singkat kata saya di terima sebagi cleaning service selama 10 bulan selanjutnya dipromosikan menjadi leader disusul 3 bulan berikutnya di promosikan kembali menjadi sekretaris CEO BINUS , pada saat itu saya mencoba melanjutkan studi ke STKIP Purnama sebuah sekolah tinggi keguruan ilmu pendidikan yang masuk kelasnya malam dengan fasilitas alakadarnya tetapi dari sinilah saya bisa merasakan bagaimana kuliah dan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa. sampai akhirnya saya lulus tahun 2003, selanjutnya saya dipindahkan ke area CYBERA@CCESS kurang lebih 3 atau dua tahun saya bertahan di sana sampai tiba saat ini saya menjadi bagian dari DATA CENTER CREW di Binus University. Kenekatan di tahun 2008 yaitu melanjutkan studi ke jenjang Strata Dua mengambil FIKOM. Kenapa fikom? dengan alasan saya kurang bisa berbicara baik di forum umum ataupun di lingkungan kerja salah satunya adalah karena sumbangan budaya minder pada saat SMIP dulu. Saat ini saya masih belum lulus sampai terancam DO , walaupun terancam tetapi saya tidak rugi karena saya jadi tau dan sedikit bertambah tentang ilmu komunikasi berkat kenekatan tersebut. dan inilah PERJUANGAN MENCARI ILMU yang saya alami dan terus bergulir seiring berjalannya sang waktu yang entah sampai titik mana kan berhenti.
Tepatnya hari ini saya menghadiri wisuda adik satu – satunya yang menyusul jejak saya datang ke Jakarta untuk mengadu nasib mencari ilmu, adik saya diterima di SMU Triguna Ciputat . Selepas dari Triguna, adik saya suruh untuk mencoba apply beasiswa ke Binus tapi ternyata hanya mandapatkan Grade B yang berarti hanya mendapatkan potongan padahal maksud hati mencari yang Full Beasiswa pencarian di lanjutkan dengan searching internet mengenai beasiswa yang pada ujungnya bertemulah kampus Al -Azhar yang memberikan beasiswa full ke mahasiswanya yang lulus seleksi dan alhamdullilah adik mendapatknya pada jurusan BIOTEKNOLOGI sebuah jurusan yang baru dan bagi saya juga ilmu yang baru. Tak terasa waktu 4 tahun terasa cepat sekali dan pada hari ini Adik di WISUDA menjadi seorang sarjana. Satu pesan dari saya “jangan berhenti di sini untuk mencari ilmu tetapi kejar ke jenjang selanjutnya setinggi mungkin walaupun tak mempunyai modal uang tapi Allah sudah memodalin kita dengan akal dan ilmu yang di berikanya secara gratis). Seperti filosifi yang pernah disampaikan Dosen saya yaitu ” long life educations”. Dan tentu ajaran ISLAM yang menyebutkan “tuntutlah ilmu semenjak dari buaian sampai ke liang lahat” “tuntutlah ilmu sampai kenegeri cina” suatu filosofi yang perlu dijadikan kontenplasi untuk terus mengobarkan semangat pencarian ilmu. Karena dengan ilmu maka derajat seseorang akan di tinggikan oleh Allah beberapa derajat.
Tak lupa semua ini bisa di raih berkat support dari Kedua orang tua kami tercinta beliau hanya petani kecil di sebuah dusun semen desa gondang pacitan JAWA TIMUR lulusan SD, beliau memiliki semangat dan daya juang tinggi untuk survive serta membesarkan anaknya yang perlu kami jadikan suri tauladan, penyemangat, pendorong dalam bertindak yang lebih baik lagi, dalam menapaki kehidupan dimasa kini dan akan datang semoga Allah memberikan kebaikan dan rahmatnya baik di dunia dan akhirat kepada kedua orang tua kami tersebut amin.